Thursday, August 25, 2005
Smile
Smile though your heart is aching
Smile even though it's breaking
When there are clouds in the sky, you'll get by
If you smile through your fear and sorrow
Smile and maybe tomorrow
You'll see the sun come shining through for you

Light up your face with gladness
Hide every trace of sadness
Although a tear may be ever so near
That's the time you must keep on trying
Smile, what's the use of crying?
You'll find that life is still worthwhile
If you just smile

(Nat King Cole, Smile) ayooo senyummmmm:D
 
posted by kembang_jepun at 10:23 AM | Permalink | 0 comments
Saturday, August 13, 2005
charlie and chocolate factory
aku seneng banget waktu nonton cinema-cinema sore ini. charlie and chocolate factory difilmkan. keren banget. film tanpa efek komputer. semuanya dibuat manual, mulai dari setting pabrik coklat, sampai tupai-tupai yang menyortir kualitas kacang almondnya. keren.

diluar itu, i'm a big fans of roald dahl. novel-novel dahl, dongeng-dongengnya sebenarnya adalah bentuk kritik sosial yang dahsyat. novelnya banyak menyindir penguasa, menertawakan keserakahan manusia, sampai mengkritik cara orang tua mendidik anaknya. tampaknya, buku mathilda layak dibaca orang tua yang punya ambisi besar pada anak-anaknya. menuntut anak menjadi ini itu, tapi mereka justru kehilangan daya tumbuh mereka untuk menjadi manusia yang baik dan jujur.

termasuk novelnya charlie and chocolate factory ini. cerita yang sebenarnya sangat menyentuh. charlie--si anak miskin yang tinggal bersama orangtua, dan keeempat kakek neneknya di sebuah rumah sempit, yang hanya makan bubur encer setiap harinya, makan istimewa hanya pada setiap natal, namun tumbuh dalam kasih sayang keluarganya. dan coklatnya pada tahun itu, mengantarkannya menjadi pemegang kupon untuk mengunjungi pabrik coklat willy wonka. huiiih...

dahl menceritakan dongengnya dengan sangat cerdas. kepedihan dan kebahagiaan tidak selama hitam dan putih. dahl menggambarkan dunia yang tidak hitam putih. seperti fantastic mr fox, serigala yang dalam kacamata manusia mewakili citra kejahatan, oleh dahl sosoknya diubah. bahwa serigala yang 'jahat' ternyata adalah bapak yang baik dan penuh kasih sayang pada anak-anaknya.

dongeng dahl yang imajinatif ini, selalu menceritakan anak-anak miskin yang mengenali kebahagiaan mereka melalui hal-hal yang tidak terduga. anak-anak tak berpunya yang justru menemukan sisi manusiawi mereka melalui persahabatan dengan orang-orang atau mahluk-mahluk aneh. seperti dahl yang tumbuh dalam masa kanak-kanak yang miskin, mungkin pengalaman inilah yang membuatnya selalu bercerita dari kacamata anak-anak yang tak berpunya.

impian anak-anak tidak pernah mengenal kelas sosial. seperti yang digambarkan oleh dahl...

impian yang kelak akan mengantarkan mereka menjadi seseorang yang memperindah wajah peradaban.

dahl, you're so great!
 
posted by kembang_jepun at 12:43 PM | Permalink | 0 comments
Friday, August 12, 2005
my preliminary research outline
Title: Ethnic Religious Conflict in Post-Decentralization Policy: Formulating a Sensitive of Ethnic Religious Conflict –Based Policy

General Description
Within the last seven years, ethnic religious conflicts have occurred in several parts of Indonesia. Ethnic, cultural and religious diversity in Indonesia is the advantage of the multicultural dynamic within the society. However, it has also possibilities of conflict tensions and structural differentiation; those are the triggers of increasing violence within conflict. Conflict with violence has weakened cultural bonds as well as efforts for democratisation process at the local level.
Given the fact that the future of development process in Indonesia not only directed to overcome obstacles of development, but also to figure out a comprehend understanding of vulnerabilities within society. This involves considerations to cultural and religious diversity, and conflict tendency. More specifically, ethnic and religious development policies need to be directed to resolve conflict problems that provide an understanding of the root, trigger and actual conflicts.
In fact, social policies that recently have been enacted seem to be insensitive to conflict potentials. The insensitive characters of social policies are sometimes ignites to actualise conflict more deteriorated. Social policy plan-making tends to be dominated by the major interests of the ethnic-religious majority. The potentials conflicts may also manifest when the government tried to interfere public religious affairs, as well as the tendency to politicise the issue of ethnicity and religions. Decentralisation and local autonomy that have been implemented for the last six years in Indonesia, have provided a political space for growing civil-society participatory. On the other hand, these practices also followed by the tendency of growing local politics of identity marked by ethnic and religious sentiments. Consequently, the local government policies are sometime influenced by a monolitic power that ignores the sensitity of cultural differences; and thus disregard civil rights, especially that aims to the protection of the minority groups. For instance, there are some local regulations address to benefitted to the majority only. Another feature of the practice of monolitic power evidenced by discriminatory policies against ethnic and religious differences. Such policies potentially ignite conflicts or tensions between ethnic or religious groups. Indeed, it also contributes to the process of abolishing the local mechanism to overcome conflict which also means to weaken the process of democracy at the grassroot level.
Therefore, this research aims to explore a cultural sensitive-based policy addressed to resolve ethnic and religious conflicts. The method of this research relies on its participatory action which involves stakeholders in order to formulate related-policy. A participatory process within the process of formulating local policy, is expected to be a suitable approach of conflict prevention.
Aims of the Study
1. To examine a cultural sensitive based policy as an alternative approach to prevent ethnic and religious conflict in Indonesia that involves the role of multi-stakeholders.
2. To analyse the process of local policy formulation responding to accommodate the interests of a multicultural society.
3. To provide an alternative of conflict resolution and conflict prevention through the engagement of local policies based on cultural sensitivity within development process.
Research Method
In general, this reseach will apply a qualitative based research that includes a fieldwork (observatory activities), as well as peace-development and conflict analysis.
Research Significance to Indonesia
1. It will provide an alternative approach of conflict prevention through policy formulation that is useful for the policy-making in Indonesia.
2. It will provide a useful reference for the development based on the efforts of peace building, especially in the post-conflict regions.



If you have any comment about my preliminary reseach outline, please leave your message. your comments will be valuable for me...especially if you have the same interest. please, discuss with me...Thanks..:)
 
posted by kembang_jepun at 9:30 AM | Permalink | 0 comments
Wednesday, August 10, 2005
sentimentalisme dan daun-daun siang itu

"kata-kata luas sekali, seperti muara
kata-kata indah sekali, rindu tapi penuh luka
diucapkan tapi tak terkatakan"
(wing karjo)

meja-meja, buku-buku berserak, dan debu. di ujungnya, sebuah puisi wing kardjo mengingatkanku pada sebuah sejarah. sejarah yang kita bangun, yang kita bentuk, yang kita hancurkan, yang kita tangisi.

seperti siang itu, secarik surat kutitipkan padaku....awal perbincangan aku meminjam kata-kata nietzcshe--pria yang sering kita bincangkan dan kita akan membayangkan bahwa di surga pasti ada dia sebagai salah satu penghuninya..."engkau tak dapat mencariku, sebab aku akan menyangkalmu. carilah dirimu, sebelum engkau mencariku. ketika engkau telah menyangkalku maka engkau akan temukan aku..". em, aku agak lupa persisnya. tapi itulah intinya. aku berbicara padamu tentang penyangkalan. aku berbicara padamu tentang luka. persahabatan kecil milik kita, dan perasaan-perasaan sialan yang kita sebut sebagai cinta.

dan aku ingat aku memprotesmu. kenapa jika memang ini cinta ini telah membuat kita menjadi orang lain. jika ini memang cinta mengapa aku menjadi malas menyentuh buku-buku dan hanya ingin memandangmu. jika ini cinta mengapa harus aku membaca supaya menjadi tampak cerdas dimatamu. jika ini memang cinta mengapa kamu harus ada...ahh

plasa sore itu, dan bunga flamboyan berjatuhan diatas kepala kita. hari itu pohon kesayanganku itu bersemi. dan buku-buku juga belum habis dibaca. kau bilang padaku, bahwa ini hadir begitu saja. sebuah perasaan yang tidak bisa dinegosiasikan.

padahal kita sedang bicara tentang kekuasaan. padahal kita sedang bicara tentang jean paul sartre dan simone de beavior, bahwa sebuah hubungan laki-laki dan perempuan dalam ikatan pernikahan adalah institusi kaum borjuis.

dan kamu memintaku sebuah hubungan dan sebuah kepastian. dan kamu mengaku bukan borjuis padahal kamu borjuis. bukankah kamu mahasiswa sayangku, si borjuis yang punya leissure time sehingga bisa protes sana protes sini. si borjuis yang bicara tentang rakyat yang mensubsidi sekolahnya.tapi kamu protes waktu aku bilang kamu borjuis. karena kamu anak petani. yang bisa sekolah karena kebetulan paling pintar di kelas. yang bercita-cita menjadi arkeolog tapi tak kesampaian karena ibunda memintamu kuliah di teknik atau kedokteran. dan kamu bilang padaku, bahwa akarmu adalah sawah, akarmu adalah tanah.

aku tiba-tiba benci kontradiksi dalam dirimu. idealisme setengah-setengahmu. standing posisimu yang tak pernah kau putuskan. penggila sartre yang menganggap hell is the other people. penggila eksistensialisme tapi mengajakku pacaran,membayangkan pernikahan, dan hidup mapan.

kenapa kau tidak mengajakku bercinta saja?

tapi aku tidak bisa bercinta denganmu. seperti kau yang tertawa pada ritualku. seperti kau tertawa karena aku tidak bisa bercinta pada siapapun tanpa pernikahan.

dan aku tertawa padamu siang itu. menertawakan ironimu.

aku pasti suatu saat akan bercinta sayang. tapi tidak denganmu.

 
posted by kembang_jepun at 9:10 AM | Permalink | 0 comments
i love it
ternyata, aku baru merasakan kantor jurusan sosiologi ini enak juga. siang hari, sepi, di ruang komputer samping. beberapa pekerjaan berhasil kuselesaikan hari ini. laporan seminar internasional di PKSP, sebuah tulisan tentang fatwa MUI, dan sedikit laporan PRA. juga menulis di bloger (long time not to write:), membaca beberapa email dan membalasnya (omigod, ada email dari daniel kingsbury 'calon supervisorku':p), approve 2 friend request di FS. pendeknya, aku suka sekali jurusanku siang ini. biasanya rame banget disini, enggak bisa kerja, diajak ngobrol tulalit, ngosip sana-sini, sampai senyum-senyum garing daripada dikira sombong.

ternyata, aku baru sadar. ruangan ini nyaman banget. jauh lebih nyaman daripada kantor warna-warni di pskp hehehe...
 
posted by kembang_jepun at 8:53 AM | Permalink | 0 comments
Monday, August 01, 2005
lama tak menyapa
hi...lama gak menyapa bloggerku ini. pada cahaya yang tinggal separuhnya part 2 juga belum kuketik...wah...
 
posted by kembang_jepun at 11:19 AM | Permalink | 0 comments
ulang tahun pernikahan
Daisypath Ticker