Friday, February 23, 2007
....

sore itu dingin
aku tidak bisa lagi mencium bau kopi
diantara daun mapel yang berguguran
telapak mulai pedih

sungai tidak lagi indah
bangunan tua hanya menceritakan sejarahnya sendiri

aku ingin mendengar desahmu membisikkan
sesuatu ditelingaku

tapi aku hanya mendengar desir
sementara salju randu telah luruh ke bumi
menjadi air dan melebur bersama tanah
diantara toko-toko
parfum,outlet,merek,modal,kapital,pizza
daun-daun yang berguguran sore itu

aku merindukan suaramu membisik perlahan
masuk ke dalam tubuh dan aliran darahku

berjuang dan berjuang

Karl Marx Allee, Berlin, 10 februari 2007

 
posted by kembang_jepun at 9:57 PM | Permalink | 2 comments
Tuesday, February 20, 2007
winter (tidak) fun geilo

Lobi Highland hotel Geilo, Jumat 16 feb 07

Judulnya adalah winter fun Geilo. Winter memang fun alias menyenangkan. Saya menikmati winter di Bergen. Tapi winter yang salju, bukan yang hujan--yang kalo gerimis indah dan romantis, tapi kalau tiap hari eneg juga:) Beberapa minggu Bergen bersalju. Kalau sudah begitu saya senang sekali, soalnya bisa main perosotan salju. Kalau sibuk jadi gak bisa main perosotan, saya bisa jalan ke kampus sambil nendang-nendang salju. Menikmati kapas-kapas berhamburan dihadapan saya. Ah, dasar orang tropis.


Perosotan salju lebih menyenangkan dibanding skiing. Gak usah pakai mikir hehehe. Beberapa kali belajar skiing, harus babak belur terjatuh-jatuh. Sudah gitu modalnya mahal hehehe..Sementara main perosotan, modalnya cukup pinjem tampah perosotan punya Oban hihi..plus dicemberutin Oban karena tante pinjem-pinjem mainan dan rebutan dengan anak umur 5 tahun hahaha. Tapi perosotan salju emang saaaangaaaaat menyenangkan. Cukup jalan ke stortveiet, jalan di depan Fantoft, asrama tercinta--terdapatlah hamparan perbukitan yang sangat cocok untuk kegiatan perosot memerosot hoho..i love winter deh pokoknya--hehehe, asal yang enggak gelap terus lo ya...serasa drakula, kalo liat matahari malah takut.


Karena itulah saya dengan semangatnya mendaftar untuk ikut acara winter fun di Geilo. Namanya juga winter fun, isinya ya fun, lihat jadwal acaranya banyak main-mainnya. Akhirnya hari yang dinanti itu tiba. Malam sebelum acara tanggal 16 sampai 18 februari, setelah kecapekan dengan norskkurs saya yang seminggu empat kali itu (oh noooo, capek banget), saya tertidur-tidur. Setelah makan malam, saya merasa badan agak meriang. Saya cuekin aja, karena biasanya, dibawa tidur badan sudah segar kembali. Juga saat itu tenggorokan saya agak sakit, tapi tak apa-apalah, paling karena perubahan suhu yang lumayan drastis di Bergen--setelah sebelumnya bersalju, dan jadi lebih panas.

Paginya saya terbangun, dengan badan yang masih berasa tidak enak. Tapi, lagi-lagi dengan harapan bahwa saya akan segera membaik, saya tetap memutuskan berangkat. Pagi pukul 7, saya sudah siap, dan berangkat ke stasiun kereta. Perjalanan 3, 5 jam dari Bergen ke Geilo saya lalui dengan tidur dan tidur. Badan rasanya masih lemes. Turun di Geilo, dengan salju yang tebal, saya merasa amat sangat kedinginan. Setelah berjalan beberapa menit menuju hotel, akhirnya saya tidak kuat, dan terkapar kecapekan di lobi. Sambil menunggu kamar hotel siap. Check in, dan setelah itu dilanjutkan makan siang.

Saya hanya sedikit menyantap makan siang saya. Selebihnya saya menyerah dengan badan yang rasanya enggak karuan ini. Setelah makan siang, yang lain meneruskan aktifitas, saya memilih tidur. Sore menjelang malam, suhu tubuh saya melonjak. Panas sekali. Wah, saya tidak tahu berapa. Tapi saya tetap datang ke makan malam. Setelah itu saya tertidur.

Paginya saya benar-benar sakit flu. Demam, batuk, hidung tersumbat, pusing, dan pegal-pegal (haha, lengkap). Padahal hari itu adalah hari yang seharusnya paling menyenangkan, karena penuh dengan perosotan hehehe...ya sudahlah, saya harus merelakan diri saya beristirahat di kamar hotel. Masih untung daripada di kamar saya di Fantoft. Teman-teman datang menengok, Yunita membawakan makanan, Berit dan Kristin sang panitia memberi termometer untuk mengecek suhu beserta paracetamol. Dokter sudah ditelpon, tapi untuk kasus flu dia menyarankan cukup beristirahat saya.

Akhirnya, saya hanya mendengar cerita, bagaimana asyiknya skiing, meluncur pakai tampah di bukit yang sangat curam (hiks, pasti menyenangkan), meluncur pakai ban yang ditarik sama motor salju, naik kereta gantung, naik kereta kaya punya sinterklas...huhuuu....kepeeeeengeeeeeeeeeeeen!!!

Yah, namanya juga orang sakit. Untungnya banyak makanan enak di hotel (huh, namanya sakit juga tetep pahit lidahnya:P), ditengokin temen-temen. Ya memang sih tetep lebih baik daripada merana di kamar asrama..:) hikss

syukur alhamdulilah sekarang sudah sehat

Labels:

 
posted by kembang_jepun at 11:08 PM | Permalink | 2 comments
berbagai cerita, dalam 2 minggu ini
Ada banyak cerita 2 minggu ini. Hummm, pasti lelah menceritakannya. Hehe, inilah akibatnya saya malas mengupdate blog ini. Padahal--resolusi saya adalah mendisiplinkan diri untuk setiap hari menulis. Karena bagaimanapun menulis blog adalah latihan yang baik sebelum saya memulai riset etnografi saya pada bulan Juni.

Ya, begitulah, ada banyak cerita. Dimulai dari perjalanan saya tanggal 5 sampai dengan 9 Februari ke Berlin. Perjalanan 5 hari yang lumayan melelahkan, tapi lebih dari itu sangat menyenangkan, karena disini saya bertemu dengan orang-orang yang hebat dan baik. Perjalanan dengan berbagai teman dari berbagai macam bangsa--tim ini terdiri dari Saya (Indonesia), Li Siyu dari China, Droma dari Tibet, Caroline Boonabaana dari Uganda, Carmeliza Rosario dari Mozambique, dan Javier Cordova dari Peru. Tim yang sangat luar biasa bagi saya, karena selama perjalanan kami, tidak ada perbedaan pendapat yang mencolok apalagi pertengkaran, tidak ada yang mencoba mendominasi satu dengan yang lain, semua saling mengalah, dan saling menghormati.

Perasaan saling menghormati inilah yang amat sangat saya rasakan bersama teman-teman saya yang teramat toleran ini. Bagaimana tidak, semua saling menghormati orientasi bepergian masing-masing. Yang ingin belanja bisa menunaikan hajat dan hasrat belanjanya hehehe, yang mau jalan ke museum silahkan, yang mau makan mie silahkan, yang makan non pork juga silahkan. Saya benar-benar menikmati gaya yang penuh respek dari teman-teman ini. Bahkan, teman-teman seringkali mengingatkan saya untuk sembahyang ketika waktu sembahyang tiba. What a wonderful.

Hari pertama di Berlin, kami berputar ke kota. Mengunjungi gedung parlemen, gate, ruas jalan yang mengenang yahudi korban Hitler, Jewish museum, dan banyak tempat. Ah, saya sungguh bukan penghapal nama-nama yang baik. Saya hanya menikmati perjalanan saya, dan menikmati angin dingin yang menerpa dan membuat kulit saya pedih-pedih. Serta membayangkan menjadi Yahudi pada perang dunia dua. Haha, juga beberapa romantisme.

Berlin kota besar. Tapi sebesar-besarnya ibukota di Eropa, masih saya bersahaja, dengan jejalanan yang lengang, tak banyak orang menggunakan transportasi pribadi. Orang lebih memilih kereta underground, kereta, trem, atau bus. Transportasi di Berlin juga sangat terjangkau. Saat saya datang, kota itu agak cantik dan ramai. Kebetulan, hari-hari itu juga bertepatan dengan diselenggarakannya Berlinale--Berlin International Film Festival. Di jalanan, baliho Berlinale terpampang dimana-mana. Publik Jerman juga menyambut hangat festival film ini. Informasi yang saya dapat dari petugas hotel, beberapa tiket film telah sold out jauh sebelum hari pemutarannya.

Berlin bagi lumayan cantik dan lumayan kotor juga. Banyak grafiti terpampang dimana-mana. Simbol kebebasan warga Berlin. Warganya tidak seramah seperti Bergen. Juga sedikit yang bisa berbahasa Inggris. Wah, beberapa kali saya bertanya dalam bahasa Inggris--dan sengaja memilih yang tampangnya agak muda, dengan harapan mereka bisa bahasa Inggris--ternyata tetep aja hehehe...ya sudahlah. Jadi saya benar-benar berasa seperti turis.

Malam kedua di Berlin, saya dan teman-teman makan malam diantar oleh Kim, seorang pria Mozambique, yang sudah 12 tahun tinggal di Berlin, dan kini sedang menempuh master di fakultas ekonomi. Dia mengajak kami untuk makan di Pizza leftist. Namanya seru amat hehehehe..orang menyebut pizza leftist, karena disini tempat nongkrongnya kaum leftist. di tembok tampak berbagai macam poster dan coretan disana-disini. Rumah makan ini ramaiii sekali. Saya mengobrol beberapa lama dengan Kim. Dia bercerita kalau pemilik restoran ini amat kaya raya karena dia jualan sosialisme dan romantismenya hahaha...tapi tetap saja buntutnya dia kaya karena kedainya jadi laris bukan kepalang. Ya bener sih, larisnya ampuuun deh. didalam aja sampai panaas banget. Ya rasa pizzanya sih biasa aja, gak nendang amat.

Disini saya juga banyak jalan di museum, dan belanja. Dihari terakhir, saya berjalan ke Musium Island, paket museum yang ada disatu area. Berkunjung ke galeri nasional, tempat "The Thinker" karya Rodin dipajang disana. Juga ke Pergamon Museum.


Selama di Berlin, saya banyak dibantu oleh Inest. Gadis manis asal Padang, yang banyak senyum, dan mengantar-antar saya, terutama belanja ke outlet murah hahaha..terimakasih banyak ya Inest...Disini pula, Inest menunjukkan pada saya, bahwa dunia adalah tempat yang sangat sempit dan terbatas.


Siang itu, saya bertemu Inest di stasiun Friedrichstrasse. Inest datang bersama dengan seorang temannya, saya kemudian saya kenal bernama Daus. Daus adalah mahasiswa di Berlin, yang sudah 6 tahun tinggal disana. Kesan saya pada Daus pada awalnya adalah dia orang yang pendiam dan low profile. Saya sempat berpikir tentang seseorang di Yogya. Tapi saya lupakan karena mengingat kecil kemungkinannya. Di perjalanan, saya lantas ngobrol dengannya. Baru beberapa lama kemudian, terkuaklah sudah, ternyata seorang Daus, adalah kakak kandung Maman, yang kebetulan adalah rekan kerja saya di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM. alaaah..dunia kok ya sempit betul yah:D


Labels:

 
posted by kembang_jepun at 10:13 PM | Permalink | 3 comments
Thursday, February 01, 2007
pernikahan
selamat pagi,
aku menantimu terbangun seperti matahari
diantara titik air keran dari kamar mandi
dan denging saat air di ketel telah mendidih
kecup embun menetes di mata yang sedang mengantuk
pasir dipintu kamar kita menunggu untuk dibersihkan
juga gelas dengan separuh air, piring yang semalam berdenting, serta sisa nasi

selamat siang
siang ini rumah kita sedang sedang sepi
satu dua pekerja bangunan dekat rumah kita
bernyanyi disela istirahat siangnya

selamat sore
ada pisang goreng hangat dimeja
satu sendok makan kopi dan satu sendok teh gula,
dan gerutuan untuk cukup sebatang rokok saja

ketika senja,
kita makan dengan
ditemani suara gitar tetangga sebelah
sayup berita di TV dari tembok rumah kita yang gerumpil

sebelum tidur kita akan bercerita
sampai lelah

sambil menyadari bahwa kita berasal dari pohon berbeda,
lalu sepakat untuk tumbuh bersama

dan mencoba memaknai
perasaan-perasaan kita..

*sedang kangen rumah kos maguwo*
 
posted by kembang_jepun at 8:12 PM | Permalink | 2 comments
ulang tahun pernikahan
Daisypath Ticker