Sunday, January 21, 2007
Bergen
Bergen dari atas Floyen

Sejak awal saya memiliki obsesi tentang hujan. Hujan bagi saya adalah sesuatu yang romantis. Pada suatu ketika di malam-malam saya bercakap tentang hujan bersama Vero (hai Vero!), kawan yang dalam satu waktu mengisi hari-hari saya dalam sebuah aktivisme gerakan pers mahasiswa di kampus. Ketika pulang dari kampus dan Vero biasanya menginap di rumah saya, kami bercakap hingga larut, tentang apa saja, pembicaraan bermutu dan pembicaraan tidak mutu, juga tentang lelaki dan hujan.

"Aku paling suka dengan lelaki yang rambutnya basah karena hujan. Hujan itu seksi, baik yang deras atau yang rintik-rintik. Bau tanah yang basah dengan hujan, dan apalagi kalau hujan turun dan kita tengah di stasiun kereta, atau balairung UGM yang romantis itu. Lantas seorang lelaki menatapku dari jauh dengan sepeda," lantas kami tergelak. Dengan tawa muda kami, gadis dua puluhan dengan banyak mimpi.

Saya tidak pernah membayangkan pada akhirnya Tuhan memberi saya kesempatan untuk tinggal di kota bernama Bergen--kota yang hampir setiap hari hujan. Tuhan menjawab impian dan obsesi saya tentang hujan. Disini setiap hari saya berbasah-basah dengan hujan. Sayapun selalu bersiap dengan payung saya yang berwarna pink cerah itu. Berjalan di tengah hujan, dengan harus berhati-hati melangkah di jejalanan yang licin karena kubangan air membeku akibat dinginnya suhu.

Inilah Bergen, kota yang menyimpan obsesi masa muda (baca:remaja) saya tentang hujan. Tapi sayangnya tidak ada lelaki seksi yang rambutnya basah kena hujan, karena lelaki saya tertinggal di yogya hehe. Tapi, saya bersyukur mendapat kesempatan tinggal di kota ini. Kota yang sejak pertama datang membuat saya jatuh cinta.

Kota kecil--walaupun kota terbesar ke dua di Norwegia, dengan penduduk 225.000 jiwa, yang setiap hari hampir selalu hujan. Yang kadang saya juga komplain dengan hujan, tapi saya amat menikmati hari-hari saya disini. Jalanan yang bergunung, hutan yang indah, danau, downtown yang kecil tapi semarak, dengan toko buku yang lengkap di norli atau studia, perpustakaan CMI yang dekat rumah, bergen dengan fish market dan bryggennya.

Saya menikmati hari-hari saya disini. Menikmati banyak momen reflektif yang amat mewah dan tidak saya dapatkan ketika bekerja. Menikmati kebersamaan saya dengan teman-teman Menikmati kesendirian saya di kamar, dengan tugas, buku-buku, internet, dan kadang pula tangisan.. Menikmati setiap vocab bahasa norsk yang saya lafalkan dengan janggal. Menikmati winter yang memperlambat datangnya matahari. Mencoba menikmati banyak hal yang mungkin sebenarnya tidak terlalu nikmat. Di Bergen mungkin saya tengah belajar untuk lebih bersyukur dan mengenal hidup.

Mm, mungkin jika Kings of Convinience, duo grup musik kebanggaan Bergen, bernyanyi tentang Cayman Island, saya kini bernyanyi tentang Bergen..

Through the alleyways to cool off in the shadows
Then into the street following the water
There's a bearded man paddling in his canoe
Looks as if he has come all the way from the Bergen

These canals, it seems, they all go in circles
Places look the same, and we're the only difference
The wind is in your hair, it's covering my view
I'm holding on to you, on a bike we've hired until tomorrow
If only they could see, if only they had been here
They would understand, how someone could have chosen
To go the length I've gone, to spend just one day riding
Holding on to you, I never thought it would be this clear

(Kings of Convience--Cayman Island--saya ganti nama Cayman Island dengan Bergen)--this is a very cool song. Thank buat vero yang udah ngenalin KOC:)
 
posted by kembang_jepun at 4:24 PM | Permalink |


1 Comments:


  • At 10:02 PM, Anonymous Anonymous

    duh, jadi tambah kepengen aja dateng ke bergen. kota kecil dgn banyak sudut yg cantik. 'lam kenal!

     
ulang tahun pernikahan
Daisypath Ticker