Sunday, November 26, 2006
long distance relationship
Sore-sore, hujan, dan kecapekan dengan tugas bikin hati ini agak-agak gloomy hehe..Lama pula tidak update ini blog. Memang mood itu seperti cuaca, kadang cerah kadang mendung, kadang ingin nulis, kadang tidak. Memang susah ya mendisiplinkan diri.

Yah saya tidak ingin bicara tentang pendisiplinan diri dan tubuh. Nanti bisa panjang ceritanya hehe. Saya ingin membagi pengalaman tentang long distance relationship. Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan dan rasakan, karena sungguh ini adalah pengalaman pertama saya. Mungkin banyak teman-teman yang jauh dari pacar atau suami. Dan hubungan jarak jauh seperti ini memiliki banyak cerita. Seru-senang-sedih. Bagaimana sang pasangan berusaha mati-matian merawat perasaan dan hubungan mereka. Di tengah rasa capek, rasa sedih, rasa kesepian, dan bahkan rasa senang. Saat rasa sedih atau kesepian datang, kita tidak membaginya. Saat rasa senang itu datang, ada juga rasa sedih karena pasangan tidak bisa ikut merasakannya. Di tengah kesibukan, harus mengingat dan menyempatkan diri untuk membalas sms, untuk chatting, atau mengirim surat*hehe, jadul banget ya*.

Kadang muncul juga perasaan iri, melihat pasangan normal lainnya. Bisa bersama, makan malam bersama, jalan-jalan bersama, berdiskusi. Seorang teman bahkan pernah memandang saya dengan kasihan dan bilang "sorry to hear that", waktu saya bercerita bahwa saya sedang menjalani hubungan jarak jauh. Seolah hubungan jarak jauh itu harus ditanggapi sebagai ucapan "ikut sedih". Duuuh, segitu amat ya. Memang sih dipikirnya sedih juga. Ya, bayangkan, sering juga terjadi berantem dan salah paham karena bahasa di sms yang ditanggapi berbeda (maklumlah..bahasa pesan kan berbeda dengan bahasa lisan--yang kita bisa melihat langsung ekspresinya), sering meminta perhatian yang berlebih alias caper, dan sering juga tiba-tiba sensitif tanpa sebab.

Tapi beberapa hal indah muncul dari hubungan jarak jauh ini. Disaat jauh, kita menyadari betapa pentingnya bersyukur. Bersyukur karena dengan jauh kita tetap diingatkan untuk saling menjaga. Bersyukur karena jauh kita juga terhindar dari rasa bosan--yang memang manusiawi, setiap hati bertemu orang yang itu-itu saja:) Hubungan jarak jauh juga membuat kita menjadi sadar bahwa tenyata kebahagiaan tumbuh dari hal-hal yang sederhana. Tidak dengan hadiah yang indah pada saat ulangtahun, tapi hanya dengan mendengar bunyi "tok tok" di yahoo messanger kita.

Ketika jauh cinta tumbuh. Ketika jauh kita lebih mudah untuk berdoa. Mendoakan orang-orang yang kita sayangi. Sesuatu yang kadang tidak kita sadari ketika kita ada di dekat mereka. Ketika kita terbiasa mencium bau tubuh mereka..

Ya memang sih, kadang dipikir, memang lebih banyak dukanya daripada sukanya. Tapi setidaknya, semoga pengalaman ini membuat kita menjadi lebih pandai bersyukur. Bersyukur karena kita mendapat banyak kesempatan dan pengalaman yang membuat hidup kita menjadi lebih berwarna.
 
posted by kembang_jepun at 7:36 PM | Permalink |


3 Comments:


  • At 6:57 AM, Anonymous Anonymous

    Long distance memang punya banyak warna dan rasa rul, sedih, senang, khawatir, cemas, rindu .... Yang paling penting masing-masing dari kita paham betul kenapa dan apa harus menjalani suatu long distance. Seperti sekarang aku juga sedang menjalani long distance ama suami, ditinggal ke Kuala Lumpur for a couple of weeks. Tiap pagi yg biasanya aku bangun di dlm pelukannya, dibuatkan susu olehnya, mandi bersama ;), berangkat ke kantor sama2... Tapi aku harus menjalani susahnya pergi k kantor dgn mengejar2 bus kota (my child...welcome to the city). But that's the way it is... it could make us realize: why have we been so blessed....

    -dhree-

     
  • At 3:18 PM, Blogger Stella Aleida Hutagalung

    I've been there,dear...susah banget. Memang ada juga senengnya, spt dirimu bilang..happy banget kalo denger suara dia lagi online:) Perbedaan jam makin membuat jarak jauh semakin terasa jauh krn dia melewati malam lebih dulu dari kita, dan kita terlambat beberapa jam dari kegiatan yg sudah dia lalui. Hm..susah. Be tough ya dear, semoga malah spt yg kamu bilang hubungan semakin erat dan masing2 semakin menghargai tali ikatan yg ada. Duh..kok aku jadi berpanjang2,hehe. Kapan2 coba main ke blognya temenku (Lia), dia kerja di Unicef Papua, dan suaminya di Jakarta..jarak jauh juga.

     
  • At 6:42 PM, Blogger kembang_jepun

    indriii, wah ibu hamil ni vulgar juga..mandi bareng juga diceritain:P

    buat mba stella, bener ni..jadi ngerasain penderitaannya hahaha..dooh, kok aku jadi mellow gini yah:)

     
ulang tahun pernikahan
Daisypath Ticker