semalam, aku benar-benar tidak bisa tertidur. Baru tertidur setelah pukul setengah satu kali ya..tentu dengan rasa deg-degan. Begini ceritanya. Aku belajar di kamar sampai sore menjelang malam. Tidak kemana-mana karena in hari minggu, bis langka, tidak ada toko buka, dan minggu memang waktuku untuk membaca--aku harus menyelesaikan buku the expectation of modernity-nya Ferguson. Malam ini aku juga ada janji chat dengan suami.
Pukul 8 malam, ketika sedang chat, tiba-tiba ada denging di telingaku. Kenceng sekali. Kupikir ada sesuatu terjadi pada laptopku. Aku lihat sekeliling. Aih, bodohnya aku. Itu kan suara alarm kebakaran. Langsung refleks aku ingat, instruksi yang diberikan senior, waktu pertama kali datang ke Fantoft: jangan panik kalau mendengar bunyi alarm kebakaran. Tidak ada apa-apa. Paling cuman orang masak, atau merokok yang kelewat banyak asapnya. Akhirnya aku mencoba mencueki itu bunyi alarm. Aku masih meneruskan chatting.
Aku tiba-tiba menjadi panik, waktu aku dengan "mata hidungku sendiri" mencium bau kebakaran. Alamaaak..kok baunya semakin dekat. Wah, langsung terbayang dibenakku, akulah penyebab bunyi alarm itu. Soalnya barusan aku memperbaiki lampu. Lampu belajarku tiba-tiba mati, dan aku baru saja melepas lampu, untuk mencoba lampu yang lain. Takutnya--maklum aku tidak mahir blas dengan kelistrikan--ada sesuatu yang konslet atau apa. Di benakku langsung berpikir denda berkron-kron karena aku penyebab alarm bunyi.
Aku langsung mencabut semua stop kontak. Dan berpikir untuk lari. wah mulai panik juga karena bau semakin menyengat. Langsung deh, bawa paspor dan ijasah. hehe, keluar..kok di koridor sepi-sepi ajah. Pikiranku langsung jelek, orang udah keluar. Bau di depan kamarku makin menyengat, dan ada asap. hwaaaa...
aku langsung turun lewat tangga darurat. Ngetok kamar mbak uut yang satu blok dengan aku tapi beda lantai. Tidak ada apa-apa disana. Oke, aku beranikan pulang, untuk ngecek. Sampai di depan kamarku masih ada bau dan asap. Alarm masih berbunyi kenceng. Kok ya tiba-tiba kepikiran ngetok tetangga depan pintuku persis. Tadi nggak kepikiran karena pengen lari aja. Tetangga, ibu beranak 5 ini membuka pintu. Di depannya ada kompor dengan masakan yang terbakar. Bau banget dan berasap. Ibu itu bilang, " I released the fire alarm, don't worry, I already called the fire brigade. The will come in a couple minutes." Muka ibu itu panik, tapi mencoba tenang. Aku udah mulai tenang, dan menawarkan bantuan kalo dia perlu.
phhff, aku kembali ke kamar. Alhamdulilah tidak terjadi apa-apa. Bayangkan, aku tinggal di lantai 9, lantai tertinggi gedung ini. Gara-gara bau dan asap yang tenyata dari depan kamarku persis, membuat aku panik juga. Setelah beberapa menit, bunyi alarm yang mendengingkan itu berhenti. Pemadam datang untuk mematikan alarm (hanya pemadam kebakaran yang bisa mematikan alarm), dan mendatangi ibu itu. Wah denda berapa ratus kroner itu...